1.06.2012

taman nasional kerinci seblat


A. Selayang Pandang
TNKS
Pembentukan  Taman Nasional Kerinci Seblat merupakan hasil dari penyatuan beberapa kawasan  cagar alam Kerinci seperti: Cagar Alam Inderapura dan Bukit Tapan, Suaka  Margasatwa Rawasa Huku Lakitan-Bukit Kayu embun dan Gedang Seblat. Di dalam  cagar alam tersebut terdapat kawasan hutan lindung dan hutan produksi. Kawasan hutan  berfungsi menghasilkan air guna memenuhi kebutuhan air bagi masyarakat yang  hidup disepanjang bantaran sungai seperti sungai Batanghari dan sungai Musi. Mengingat  peran yang sangat vital dari hutan tersebut, maka pada tanggal 4 Oktober 1982 bertepatan  dengan Kongres Taman Nasional Sedunia yang diadakan di Bali, pemerintah menjadikan  kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat sebagai kawasan hutan lindung.
Secara  geografis Taman Nasional Kerinci Seblat berada pada garis 100°31‘18″ -  102°44‘ lintang timur dan 17‘13″-326‘14″ Lintang Selatan. Taman  Nasional Kerinci Seblat memiliki luas 1.368.000 Ha, dengan perincian: seluas  353.780 Ha (25,86%) berada di wilayah Provinsi Sumatera Barat, 422.190 Ha  (30,86%) berada di wilayah Provinsi Jambi, 310.910 Ha (22,73%) terletak di  Propinsi Bengkulu; dan seluas 281.120 Ha (20,55%) terletak di Propinsi Sumatera  Selatan. Wilayah Taman Nasional Kerinci Seblat masuk dalam wilayah 9 Kabupaten,  43 Kecamatan dan 134 Desa di empat provinsi tersebut. Sebagian besar kawasan  taman nasional ini merupakan rangkaian pegunungan Bukit Barisan Selatan di  Pulau Sumatera bagian tengah.
Topografi  Taman Nasional Kerinci Seblat yang berada pada ketinggian antara 200 sampai  dengan 3.805 meter dpl ini bergelombang, berlereng curam dan tajam. Sedangkan topografi  taman yang relatif datar, terdapat pada ketinggian 800 meter dpl atau terdapat di  daerah enclave yang berada di Kabupaten Kerinci.
  • B. Keistimewaan
Di  dalam Taman Nasional Kerinci Seblat terdapat beberapa tipe ekosistem hutan.  Mulai dari tipe ekosistem hutan dataran rendah, sampai ekosistem sub alpin dan  beberapa ekosistem khas seperti rawa gambut, rawa air tawar dan danau. Taman  Nasional Kerinci Seblat juga memiliki hutan primer dengan beberapa tipe  vegetasi. Tipe vegetasi utama didominasi formasi seperti: Vegetasi dataran rendah  yang berada di atas 200 sampai 600m dari permukaan laut (dpl); hutan dengan  Vegetasi pegunungan/bukit yang berada pada ketinggian 600 sampai 1.500m dpl;  hutan Vegetasi montana yang berada pada ketinggian 1.500 sampai 2.500 m  dpl; hutan Vegetasi belukar gleichenia/paku-pakuan yang tumbuh pada  ketinggian 2.500 sampai 2.800m dpl dan terakhir hutan Vegetasi sub alpine yang  tumbuh pada ketingian 2.300 sampai   3.200m dpl.
Di  kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat secara umum tumbuh sekitar 4.000 jenis  flora dari 63 famili. Jenis flora tersebut banyak terdapat di kawasan hutan yang  didominasi oleh famili Dipterocarpaceae, Leguminosae, Lauraceae,  Myrtaceae, Bommacaceae, Moraceae, Anacardiaceae, Myristicaceae, Euphorbiaceae  dan Meliaceae. Sedangkan pada ketinggian 500m sampai 2000m dpl, jenis flora  yang tumbuh di hutan ini banyak didominasi oleh famili Fagaceae, Erycaceae dan semak-semak sub alpin dari jenis Vaccinium dan Rhododendron.
Di Taman  Nasional Kerinci Seblat juga terdapat jenis vegetasi yang menjadi ciri khasnya,  di antaranya adalah: Histiopteris insica (tumbuhan berpembuluh  tertinggi) yang dapat dijumpai di dinding kawah Gunung Kerinci, berbagai jenis Nepenthes  sp, Pinus mercusii strain Kerinci, Kayu Pacat (Harpullia arborea),  Bunga Raflesia (Rafflesia arnoldi), Agathis sp. Pada tahun 1993, Biological  Science Club (BScC) melakukan penelitian di daerah buffer zone dan mereka  menemukan 115 jenis vegetasi ethnobotanical. Jenis vegetasi ini bisa  digunakan untuk keperluan obat-obatan, kosmetik, makanan, anti nyamuk dan  keperluan rumah tangga, seperti sering digunakan oleh masyarakat setempat.
Sedangkan  jenis fauna yang tedapat dalam Taman Nasional Kerinci Seblat tercatat 42 jenis  mamalia, 10 jenis reptil, 6 jenis ampibia, 306 jenis burung dari 49 famili dan  8 jenis burung endemik. Beberapa jenis mamalia yang bisa dijumpai di antaranya:  Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis), Gajah Sumatera (Elephas  maximus sumatrensis), Macan Dahan (Neopholis nebulosa), Harimau  Loreng Sumatera (Panthera tigris sumatrensis), Kucing Emas (Felis  termminnckii), Tapir (Tapirus indica), Kambing Hutan (Capricornis  sumatrensis). Jenis amphibia antara lain: Katak Bertanduk (Mesophyrs  nasuta); jenis primata: Siamang (Sympalagus syndactylus) Ungko (Hylobates  agilis), Wau-wau Hitam (Hylobates lar), Simpai (Presbytis  melalobates), Beruk (Macaca nemestrina) dan Kera Ekor Panjang (Macaca  fascicularis) dan jenis burung endemik seperti: Burung Tiung Sumatera (Cochoa  becari), Burung Puyuh Gonggong (Arborophila rubirostris), Burung Celepuk  (Otus stresemanni) dan Burung Abang Pipi (Laphora inornata).
C. Lokasi
Taman  Nasional Kerinci Seblat membentang di 9 Kabupaten, 43 Kecamatan dan 134 Desa  yang tersebar dalam 4 wilayah provinsi yaitu Jambi, Sumatera Barat, Bengkulu  dan Sumatera Selatan.
D. Harga Tiket
Dalam  proses konfirmasi


E. Akses
Untuk  mencapai lokasi dapat ditempuh melalui jalur darat dengan beberapa alternatif:  alternatif pertama, dengan lokasi taman berada di daerah Provinsi Jambi:  perjalanan dimulai dari kota Jambi ke Sungai Penuh dengan jarak sekitar 500 km,  dengan waktu tempuh sekitar 10 jam dengan menggunakan angkutan umum, mobil  sewaan atau mobil pribadi.
Alternatif  yang kedua dengan lokasi taman berada di daerah Provinsi Sumatera Barat: perjalanan  bisa dimulai dari kota Padang ke Tapan, kemudian dilanjutkan ke Sungai Penuh  dengan jarak 278 km, dengan lama perjalanan sekitar 7 jam dengan menggunakan  angkutan umum, mobil sewaan atau mobil pribadi.
Alternatif  ketiga dengan lokasi taman berada di daerah Provinsi Sumatera Barat: perjalanan  dimulai dari Padang  ke Muaralabuh, kemudian perjalanan dilanjutkan ke Kersik Tuo. Jarak dari kota Padang  ke lokasi sekitar 211 km dan dapat dicapai dalam waktu sekitar 5-6 jam dengan  menggunakan angkutan umum, mobil sewaan atau mobil pribadi.
Alternatif Keempat  dengan lokasi taman berada di daerah Provinsi Bengkulu: perjalanan dimulai dari  Bengkulu ke Muara Aman, dengan waktu tempuh sekitar 4 jam dengan menggunakan  angkutan umum, mobil sewaan atau mobil pribadi.
Alternatif kelima dengan  lokasi taman berada di daerah Provinsi Bengkulu: perjalanan dimulai dari Bengkulu  ke Argamakmur dengan waktu tempuh sekitar 2 jam dengan menggunakan angkutan  umum, mobil sewaan atau mobil pribadi.
Alternatif keenam dengan  lokasi taman berada di daerah Provinsi Sumatera Selatan: perjalanan dimulai  dari Bengkulu ke Lubuk Linggau, dengan waktu tempuh sekitar 3 jam dengan  menggunakan angkutan umum, mobil sewaan atau mobil pribadi.
Alternatif Ketujuh  dengan lokasi taman berada di daerah Provinsi Sumatera Selatan: perjalanan  dimulai dari Palembang  ke Lubuk Linggau, dengan waktu tempuh sekitar 6 jam dengan menggunakan angkutan  umum, mobil sewaan atau mobil pribadi.
Alternatif  kedelapan dengan lokasi taman berada di daerah Provinsi Sumatera Selatan: perjalana  dimulai dari Lubuk Linggau ke Muara Rupit, kemudian ke Surulangun dan ke Napal  Licin, dengan waktu tempuh selama sekitar 4 jam dengan menggunakan angkutan  umum, mobil sewaan atau mobil pribadi
Alternatif  Kesembilan melalui jalur air dengan lokasi taman berada di daerah Provinsi  Sumatera Selatan: Dari Muara Rupit ke Napal Licin membutuhkan waktu perjalanan  selama sekitar 2 jam dengan menggunakan speed boad.
Ongkos menuju lokasi  melalui masing-masing rute tersebut masih dalam proses pengumpulan data.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar