A. Selayang Pandang
|
TNKS |
Pembentukan Taman Nasional Kerinci Seblat merupakan hasil dari penyatuan beberapa kawasan cagar alam Kerinci seperti: Cagar Alam Inderapura dan Bukit Tapan, Suaka Margasatwa Rawasa Huku Lakitan-Bukit Kayu embun dan Gedang Seblat. Di dalam cagar alam tersebut terdapat kawasan hutan lindung dan hutan produksi. Kawasan hutan berfungsi menghasilkan air guna memenuhi kebutuhan air bagi masyarakat yang hidup disepanjang bantaran sungai seperti sungai Batanghari dan sungai Musi. Mengingat peran yang sangat vital dari hutan tersebut, maka pada tanggal 4 Oktober 1982 bertepatan dengan Kongres Taman Nasional Sedunia yang diadakan di Bali, pemerintah menjadikan kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat sebagai kawasan hutan lindung.
Secara geografis Taman Nasional Kerinci Seblat berada pada garis 100°31‘18″ - 102°44‘ lintang timur dan 17‘13″-326‘14″ Lintang Selatan. Taman Nasional Kerinci Seblat memiliki luas 1.368.000 Ha, dengan perincian: seluas 353.780 Ha (25,86%) berada di wilayah Provinsi Sumatera Barat, 422.190 Ha (30,86%) berada di wilayah Provinsi Jambi, 310.910 Ha (22,73%) terletak di Propinsi Bengkulu; dan seluas 281.120 Ha (20,55%) terletak di Propinsi Sumatera Selatan. Wilayah Taman Nasional Kerinci Seblat masuk dalam wilayah 9 Kabupaten, 43 Kecamatan dan 134 Desa di empat provinsi tersebut. Sebagian besar kawasan taman nasional ini merupakan rangkaian pegunungan Bukit Barisan Selatan di Pulau Sumatera bagian tengah.
Topografi Taman Nasional Kerinci Seblat yang berada pada ketinggian antara 200 sampai dengan 3.805 meter dpl ini bergelombang, berlereng curam dan tajam. Sedangkan topografi taman yang relatif datar, terdapat pada ketinggian 800 meter dpl atau terdapat di daerah enclave yang berada di Kabupaten Kerinci.
Di dalam Taman Nasional Kerinci Seblat terdapat beberapa tipe ekosistem hutan. Mulai dari tipe ekosistem hutan dataran rendah, sampai ekosistem sub alpin dan beberapa ekosistem khas seperti rawa gambut, rawa air tawar dan danau. Taman Nasional Kerinci Seblat juga memiliki hutan primer dengan beberapa tipe vegetasi. Tipe vegetasi utama didominasi formasi seperti: Vegetasi dataran rendah yang berada di atas 200 sampai 600m dari permukaan laut (dpl); hutan dengan Vegetasi pegunungan/bukit yang berada pada ketinggian 600 sampai 1.500m dpl; hutan Vegetasi montana yang berada pada ketinggian 1.500 sampai 2.500 m dpl; hutan Vegetasi belukar gleichenia/paku-pakuan yang tumbuh pada ketinggian 2.500 sampai 2.800m dpl dan terakhir hutan Vegetasi sub alpine yang tumbuh pada ketingian 2.300 sampai 3.200m dpl.
Di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat secara umum tumbuh sekitar 4.000 jenis flora dari 63 famili. Jenis flora tersebut banyak terdapat di kawasan hutan yang didominasi oleh famili Dipterocarpaceae, Leguminosae, Lauraceae, Myrtaceae, Bommacaceae, Moraceae, Anacardiaceae, Myristicaceae, Euphorbiaceae dan Meliaceae. Sedangkan pada ketinggian 500m sampai 2000m dpl, jenis flora yang tumbuh di hutan ini banyak didominasi oleh famili Fagaceae, Erycaceae dan semak-semak sub alpin dari jenis Vaccinium dan Rhododendron.
Di Taman Nasional Kerinci Seblat juga terdapat jenis vegetasi yang menjadi ciri khasnya, di antaranya adalah: Histiopteris insica (tumbuhan berpembuluh tertinggi) yang dapat dijumpai di dinding kawah Gunung Kerinci, berbagai jenis Nepenthes sp, Pinus mercusii strain Kerinci, Kayu Pacat (Harpullia arborea), Bunga Raflesia (Rafflesia arnoldi), Agathis sp. Pada tahun 1993, Biological Science Club (BScC) melakukan penelitian di daerah buffer zone dan mereka menemukan 115 jenis vegetasi ethnobotanical. Jenis vegetasi ini bisa digunakan untuk keperluan obat-obatan, kosmetik, makanan, anti nyamuk dan keperluan rumah tangga, seperti sering digunakan oleh masyarakat setempat.
Sedangkan jenis fauna yang tedapat dalam Taman Nasional Kerinci Seblat tercatat 42 jenis mamalia, 10 jenis reptil, 6 jenis ampibia, 306 jenis burung dari 49 famili dan 8 jenis burung endemik. Beberapa jenis mamalia yang bisa dijumpai di antaranya: Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis), Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatrensis), Macan Dahan (Neopholis nebulosa), Harimau Loreng Sumatera (Panthera tigris sumatrensis), Kucing Emas (Felis termminnckii), Tapir (Tapirus indica), Kambing Hutan (Capricornis sumatrensis). Jenis amphibia antara lain: Katak Bertanduk (Mesophyrs nasuta); jenis primata: Siamang (Sympalagus syndactylus) Ungko (Hylobates agilis), Wau-wau Hitam (Hylobates lar), Simpai (Presbytis melalobates), Beruk (Macaca nemestrina) dan Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis) dan jenis burung endemik seperti: Burung Tiung Sumatera (Cochoa becari), Burung Puyuh Gonggong (Arborophila rubirostris), Burung Celepuk (Otus stresemanni) dan Burung Abang Pipi (Laphora inornata).
C. Lokasi
Taman Nasional Kerinci Seblat membentang di 9 Kabupaten, 43 Kecamatan dan 134 Desa yang tersebar dalam 4 wilayah provinsi yaitu Jambi, Sumatera Barat, Bengkulu dan Sumatera Selatan.
D. Harga Tiket
Dalam proses konfirmasi
E. Akses
Untuk mencapai lokasi dapat ditempuh melalui jalur darat dengan beberapa alternatif: alternatif pertama, dengan lokasi taman berada di daerah Provinsi Jambi: perjalanan dimulai dari kota Jambi ke Sungai Penuh dengan jarak sekitar 500 km, dengan waktu tempuh sekitar 10 jam dengan menggunakan angkutan umum, mobil sewaan atau mobil pribadi.
Alternatif yang kedua dengan lokasi taman berada di daerah Provinsi Sumatera Barat: perjalanan bisa dimulai dari kota Padang ke Tapan, kemudian dilanjutkan ke Sungai Penuh dengan jarak 278 km, dengan lama perjalanan sekitar 7 jam dengan menggunakan angkutan umum, mobil sewaan atau mobil pribadi.
Alternatif ketiga dengan lokasi taman berada di daerah Provinsi Sumatera Barat: perjalanan dimulai dari Padang ke Muaralabuh, kemudian perjalanan dilanjutkan ke Kersik Tuo. Jarak dari kota Padang ke lokasi sekitar 211 km dan dapat dicapai dalam waktu sekitar 5-6 jam dengan menggunakan angkutan umum, mobil sewaan atau mobil pribadi.
Alternatif Keempat dengan lokasi taman berada di daerah Provinsi Bengkulu: perjalanan dimulai dari Bengkulu ke Muara Aman, dengan waktu tempuh sekitar 4 jam dengan menggunakan angkutan umum, mobil sewaan atau mobil pribadi.
Alternatif kelima dengan lokasi taman berada di daerah Provinsi Bengkulu: perjalanan dimulai dari Bengkulu ke Argamakmur dengan waktu tempuh sekitar 2 jam dengan menggunakan angkutan umum, mobil sewaan atau mobil pribadi.
Alternatif keenam dengan lokasi taman berada di daerah Provinsi Sumatera Selatan: perjalanan dimulai dari Bengkulu ke Lubuk Linggau, dengan waktu tempuh sekitar 3 jam dengan menggunakan angkutan umum, mobil sewaan atau mobil pribadi.
Alternatif Ketujuh dengan lokasi taman berada di daerah Provinsi Sumatera Selatan: perjalanan dimulai dari Palembang ke Lubuk Linggau, dengan waktu tempuh sekitar 6 jam dengan menggunakan angkutan umum, mobil sewaan atau mobil pribadi.
Alternatif kedelapan dengan lokasi taman berada di daerah Provinsi Sumatera Selatan: perjalana dimulai dari Lubuk Linggau ke Muara Rupit, kemudian ke Surulangun dan ke Napal Licin, dengan waktu tempuh selama sekitar 4 jam dengan menggunakan angkutan umum, mobil sewaan atau mobil pribadi
Alternatif Kesembilan melalui jalur air dengan lokasi taman berada di daerah Provinsi Sumatera Selatan: Dari Muara Rupit ke Napal Licin membutuhkan waktu perjalanan selama sekitar 2 jam dengan menggunakan speed boad.
Ongkos menuju lokasi melalui masing-masing rute tersebut masih dalam proses pengumpulan data.